Dahulu kala ada seorang yang sangat kaya, hartanya melimpah ruah, dia adalah seorang yang sangat baik dan selalu menolong orang lain.
Pada suatu hari dia pergi ke pasar berbelanja, ketika dia sampai di pasar dia melihat ada seseorang yang sedang menjual seekor penyu yang terluka.
Melihat keadaan penyu yang memelas itu, dia berpikir penyu itu tentu akan diberi orang lain, akan dipotong dimasak, hatinya sangat tidak tega, lalu dia berjalan ketempat penjual penyu itu bertanya, “Berapa harga penyu ini ?
Penjual ini mengetahui dia adalah seorang yang sangat kaya yang baik hati, demi berbuat kebaikan selalu melepaskan binatang hidup dialam bebas, mengeluarkan banyak uang juga tidak menjadi masalah, lalu penjual ini berpikir tidak akan membiarkan kesempatan yang demikian bagus hilang dia akan mengorek lebih banyak uang dari orang kaya ini, lalu dia membuka mulutnya berkata, “100 ribu Yuan, jika engkau ingin membeli engkau harus bayar 100 ribu Yuan satu sen pun tidak boleh kurang, jika engkau tidak ingin membelinya kebetulan saya berpikir akan membawa pulang memasaknya dijadikan santapan malam.”
Orang kaya ini setelah mendengar perkataan penjual ini, lalu mengeluarkan uang 100 ribu Yuan, lalu membawa pulang penyu itu, setelah sampai dirumah dia perlahan-lahan meletakkan penyu itu di air yang bersih, dengan teliti memandikan penyu ini sampai bersih, lalu mencari rumput obat mengoresi luka penyu itu, lalu membawanya pergi ke sungai yang berada didekat rumahnya melihat penyu itu perlahan-lahan berenang meninggalkannya.
Ditengah malam, orang kaya ini mendengar pintu rumahnya diketuk, hatinya merasa heran, begitu dia membuka pintu rumahnya, rupanya penyu yang tadi siang ditolongnya.
Penyu itu ketika melihat dia, tidak sampai dia sempat membuka mulutnya, penyu itu sudah berkata,”Penolongku! Jika hari ini tidak bertemu dengan engkau, nyawa saya sungguh terancam! Saya menerima budi yang begitu besar dari anda, tetapi saya adalah seekor binatang laut yang sederhana, tidak ada barang berharga yang bisa saya persembahkan untuk membalas budi anda, sungguh memalukan, tetapi karena saya sudah hidup lama di air, lebih memahami perubahan yang terjadi di air, saya akan memberitahukan kepada anda, bencana tsunami segera akan menyerang, cepat engkau sediakan sebuah perahu besar, bawa semua harta bendamu, jika tidak akan terjadi bahaya besar yang dapat merengut jiwamu.”
Orang kaya ini sangat berterima kasih kepada penyu, keesokan harinya, dia melaporkan hal ini kepada raja.
Karena orang kaya ini terkenal adalah seorang budiman yang selalu berbuat baik, raja percaya kepada perkataannya, lalu membuat persiapan.
Tidak berapa lama kemudian, penyu datang berkunjung lagi,”Cepat naik keatas perahu, bencana tsunami sudah datang! Cepat naik keatas perahu dan ikut saya meninggalkan tempat ini, saya akan membawa anda ketempat yang aman.”
Orang kaya ini lalu naik keatas perahu, mengikuti penyu menuju ketempat yang aman.
Pada saat ini air bah mulai menyerang, ditempat yang jauh dia melihat tsunami tersebut yang tingginya bagaikan sebuah dinding menyerang, gemuruh suara air, suara jeritan manusia, suara ombak menyerang dan menyapu habis tempat yang dilalui.
Orang kaya ini duduk diatas perahu, tiba-tiba dia melihat ada seekor ular yang sedang mengikuti belakang perahunya, lalu dia menolong ular ini naik ke atas perahunya.
Beberapa saat kemudian dia melihat seekor srigala yang tak berdaya sedang terbawa arus, lalu dia menolong srigala ini.
Penyu yang melihat perbuatan orang kaya ini, sangat mengaguminya.
Tidak berapa lama kemudian, dia melihat seorang manusia sedang terapung diatas air, sedang berjuang mati-matian sambil berteriak ,”Tolong! Tolong saya!”.
Melihat kejadian ini orang kaya ini berkata,” Cepat tolong dia!”
Tetapi sekali ini, penyu dengan tegas menolaknya, “Jangan menolong dia!, hati manusia tidak bisa diduga dia akan membalas budinya dengan air tuba, dia akan mengkhianati anda, jangan menolong dia!”
Orang kaya ini berkata, “Apa yang engkau katakan benar juga, tetapi semua binatang yang meminta tolong juga sudah saya selamatkan, apalagi manusia yang hampir tenggelam meminta pertolong tidak saya selamatkan, saya tidak tega!”
Akhirnya dengan susah payah mereka dapat mengangkat orang tersebut masuk kedalam perahu.
Penyu melihat nasehatnya tidak berguna, dia hanya bisa menghela nafas dan berkata,”Ehm! Orang baik hati, dikemudian hari engkau akan menyesal!”
Perahu orang kaya ini mengikuti penyu, akhirnya mereka tiba ditempat yang selamat yang bebas dari air bah.
Penyu berpamitan dengan orang kaya ini, ular dan srigala juga berpamitan pergi meninggalkannya mencari tempat tinggal yang aman.
Srigala bertemu dengan sebuah gua, dengan tenang dia tinggal didalam gua.
Pada suatu hari, dia menemukan 100 batang emas yang ditanam didalam tanah oleh orang purbakala, dia merasa sangat gembira dan berpikir,”ha..haa.! Sekali ini saya dapat mempergunakannya untuk membalas budi!”
Dengan tergesa-gesa dia keluar dari gua pergi mencari orang kaya ini, dan berkata :”Saya berhutang budi kepada anda yang telah menyelamatkan jiwa saya, didalam hati saya selalu teringat kepada budi ini, engkau kan tahu, saya adalah binatang yang tinggal didalam gua yang berada dihutan, saya menemukan lebih kurang 100 batang emas ditempat tinggal saya yang baru.
Gua ini bukan kuburan, juga bukan tempat tinggal manusia, saya juga tidak merampas dan mencuri untuk mendapatkan batang emas yang begitu banyak, saya akan dengan sukarela menyerahkan batangan emas ini untuk membalas budi kebaikan anda terhadap saya.”
Orang kaya ini berpikir,” Jika saya tidak mengambil emas ini akan sia-sia saja di gua didalam hutan, lebih bagus saya mengambilnya untuk membantu para fakir miskin.”
Akhirnya dia mengikuti srigala itu menuju gua mengambil batangan emas tersebut.
Orang yang ditolong orang kaya ini, melihat begitu banyak batangan emas, sifat tamaknya timbul, lalu dia berkata, “Bagilah emas tersebut kepada saya!”
Orang kaya ini memberi dia 10 batang emas.
Tetapi orang ini menolak karena dianggap terlalu sedikit, dia ingin separuh dari emas itu, dia lalu mengancam orang kaya ini, “Baiklah, jika engkau tidak mau memberikan kepada saya separuh, saya akan melaporkan anda kepada polisi mengatakan engkau telah mengkorek kuburan orang lain dan merampas batangan emas ini, engkau akan dipenjara!”
Orang kaya berkata, “Semua yang engkau katakan adalah bohong! Sekarang bencana tsunami baru berlalu, banyak orang miskin yang memerlukan pertolongan, saya akan membagi uang ini kepada mereka, saya tidak dapat memberikan semua ini kepada anda!”
Orang ini melihat orang kaya ini bersikeras dan dia tahu akalnya tidak bisa berjalan lancar, lalu dia berpikir,”Baiklah! Jika engkau tidak memberikan jatah yang saya minta jangan harap engkau dapat hidup dengan tenang!” Dia betul-betul melapor kepada polisi.
Polisi menangkap orang kaya ini dan memenjarakannya.
Srigala dan ular mendengar kabar ini menjadi panik, mereka lalu berpikir, “Harus mencari akal menyelamatkan orang kaya ini keluar dari penjara.”
Ular setelah berpikir sejenak, lalu dia berteriak, “Saya mempunyai akal untuk menyelamatkan dia.”
Setelah berpikir demikian dia lalu masuk kedalam hutan mencari sejenis rumput yang sangat istimewa, sambil menggigit rumput tersebut dia masuk kedalam penjara.
Dia melihat orang kaya ini wajah sangat kuyu dan terduduk lemas disana, hatinya sangat sedih; dengan diam-diam dia berkata kepada orang kaya ini,”Jangan khawatir, dan jangan sedih, saya datang menolong anda.
Rumput obat ini engkau cepat simpan dulu, saya akan segera pergi ke istana menggigit putra mahkota, racun saya adalah racun yang sangat berbahaya, didunia ini hanya rumput obat ini yang dapat menyelamatkan nyawanya, tidak ada satu jenis obatpun yang bisa menolong nyawanya.
Setelah putra mahkota digigit oleh saya, raja pasti akan mencari tabib yang paling pintar untuk mengobatinya, engkau bisa menggunakan kesempatan mengobati putra mahkota untuk keluar dari penjara ini”.
Setelah berkata demikian, ular lari ke istana menggigit putra mahkota, nyawa putra mahkota terancam, raja menjadi sangat panik, berbagai tabib terkenal dan obat-obat mahal tidak bisa menyembuhkan putra mahkota, nyawa putra mahkota diambang maut, raja menyampaikan titahnya’ Siapapun yang bisa menyelamatkan putra mahkota akan saya angkat menjadi perdana menteri yang akan membantu saya memimpin negara ini.”
Titah raja sampai dipenjara, orang kaya ini segera berkata dia dapat menyembuhkan putra mahkota. Benar saja ketika putra mahkota memakan obat rumput itu racunnya segera hilang, putra mahkota segera sembuh, raja sangat lega, hatinya sangat gembira berkata kepada orang kaya ini.”Kenapa engkau bisa dipenjara?” Orang kaya ini lalu menceritakan kejadian yang menimpanya.
Raja setelah mendengar ceritanya menghela nafas,” Ehmm! Semua ini adalah kesalahan saya, saya sungguh tidak memahami kejadian yang terjadi diluar istana, sehingga membuat engkau menderita!” Raja lalu memerintahkan pasukannya menangkap dan menghukum mati orang yang tidak tahu berbalas budi itu, mengangkat orang kaya ini menjadi perdana menteri, bersama-sama dengannya bahu membahu memimpin negara ini dengan baik. (Erabaru/hui)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar