Rabu, 28 Juli 2010

Kisah Hidup si Kupu-Kupu

caterpillar

Di selembar daun jeruk ada seekor ulat bulu kecil, ulat bulu ini sekecil jempol, diatas kepala mereka terdapat dua buah tanduk kecil.

Mereka bergerak kesana kemari, kelihatannya seperti seekor keong kecil, warna tubuh mereka berwarna hijau.

Ulat bulu merayap kedaun, mengunyah daun-daun itu dengan lahap, mereka memakan daun dengan cepat seperti kelaparan.

Dalam sekejap, selembar daun sudah gundul ditelan mereka. Mereka juga suka bertarung, jika menyentuh mereka sedikit akan terlihat mereka mengangkat kepalanya dan kedua tanduk juga berdiri tegak kelihatan sangat marah dan siap bertarung.

Setelah beberapa hari ulat bulu ini gerakannya menjadi lamban, tubuhnya menjadi keras, tidak memakan apapun juga, sama sekali tidak bergerak, sehari kemudian kelihatannya mereka berubah menjadi kupu-kupu tetapi belum begitu sempurna.

Tubuhnya masih melengkung menjadi satu, kedua sayapnya juga belum terbuka, tetapi diatas tubuhnya sudah terlihat bunga warna-warni, perutnya juga mulai membuncit, berubah menjadi bulat, diatas perutnya terlihat garis-garis bunga, kedua tanduk diatas kepalanyanya juga mulai tumbuh menjadi kumis halus dan panjang. Tetapi tubuhnya masih sangat lemah, belum dapat terbang dengan bebas, mereka terlihat seperti sedang mabuk minum arak.

Sehari kemudian, mereka berubah menjadi tegar, merayap diatas daun, sebentar kemudian mereka mulai mengepakkan sayapnya dan terbang diatas langit yang biru, terbang jauh kealam bebas.

Kupu-kupu dengan riang terbang terkadang terbang ke atas langit, terkadang hinggap diatas bunga dan daun, terkadang hinggap dan beristirahat di atas pohon bambu, terkadang terbang ke sana-sini, manusia yang melihat cara terbang mereka yang lemah gemulai dan indah sangat senang.

Tetapi kehidupan kupu-kupu yang bebas dan gembira ini tidak bertahan lama. Pada suatu hari ketika dia sedang terbang kesana-sini bermain dengan gembira, tanpa sengaja dia jatuh ke sarang laba-laba, ketika sedang menggeliat berusaha melepaskan diri, laba-laba sudah mendekatnya memuntahkan jaringnya segera saja kupu-kupu terperangkap.

Pada saat ini kupu-kupu hanya dapat pasrah menyerahkan hidupnya. Manusia walaupun kasihan melihat kejadian ini tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya dia ditelan hidup-hidup oleh laba-laba.

Kupu-kupu dengan menggunduli pohon jeruk akhirnya dapat memakai sehelai gaun yang indah, tetapi hidupnya berakhir ditelan hidup-hidup oleh laba-laba. Dapat dilihat orang yang merampas milik orang lain sebagai sumber hidupnya, walaupun dia memakai penampilan yang betapa glamour pun untuk menggelabui orang lain, masih tidak dapat menyembunyikan sifat jahatnya, akhirnya dia juga tidak akan dapat lolos dari hukuman. (Erabaru/hui)

Pejabat Bermoral Tinggi

li-daliang

Li Daliang (586-644 SM, Dinasti Tang) berasal dari kota Jingyang (saat ini Provinsi Shaanxi). Dia adalah seorang pejabat pusat yang jujur dan sedikit bicara, meskipun ia tidak dianggap pandai berbicara.

Tapi, dengan hati yang kuat dan tegas, ia tidak akan ragu-ragu terlibat dalam diskusi jujur dan terbuka dengan Kaisar. Dia juga bermoral tinggi, menunjukkan kesetiaan kepada teman-temannya, dan suka membalas kebaikan orang lain.

Sebagai pejabat pemerintah, Li tidak terlalu peduli pada ketenaran sendiri dan selalu memberi nasihat benar kepada Kaisar. Baik masyarakat dan negara memperoleh manfaatkan banyak dari saran baik yang diberikan Li kepada Kaisar Tang Taizong. Li pejabat pertama Walikota Yuezhong.

Pada awal Tahun Zhen'guan (periode berkuasa Tang Taizong disebut Zhen'guan), dia dipindahkan kembali ke pemerintah pusat dan dipromosikan Taifuqing (Posisi yang sangat dekat dengan Kaisar). Dia kemudian diangkat menjadi Walikota Liangzhou. Salah seorang pejabat yang bekerja dengannya  melihat seekor elang besar dan menyarankan agar Li memberikannya kepada Kaisar sebagai hadiah (Karena Tang Taizong menyenangi elang sebagai hewan peliharaan).

Li menulis dalam sebuah surat rahasia kepada Kaisar.

"Yang Mulia, Anda sudah lama telah berhenti berburu, tapi salah satu pejabat Anda telah memburu elang untuk Anda. Jika ini adalah ide Anda, Anda akan melanggar peraturan-peraturan lama Anda, tetapi jika hal ini idenya, Anda memiliki orang yang salah di istana," tulisnya.

Taizong menjawab dalam suratnya.

"Karena saya punya seorang pejabat baik di antara kamu, saya benar-benar tidak perlu khawatir tentang apa pun. Orang Kuno menganggap seperti kata-kata Anda memiliki bobot yang besar, mungkin sebanyak seribu pound. Hari ini, saya memberikan Anda vas huping. Meskipun ringan, itu adalah salah satu barang-barang pribadi saya," tulisnya.

Selanjutnya, Kaisar memberinya buku Han Ji (Sejarah Han) juga.

Li Daliang juga bermoral tinggi dan menunjukkan loyalitas kepada teman-temannya. Ia memberikan kakak dan adiknya pertolongan saat mereka dalam keadaan susah. Ketika ada keluarga miskin meninggal tidak punya uang untuk penguburan, Li selalu merawat dengan uangnya sendiri.

Pemerintah telah banyak memberikan pelayan kepadanya, tapi Li memberi mereka semua kepada sanak saudara dan orang yang membutuhkan. Meskipun dia seorang pejabat tinggi, terkenal, ia hidup sangat sederhana. Rumahnya kecil dan sederhana tanpa hiasan.

Setelah ia mengalahkan Fu Gongshi, Li diberi hadiah seratus pelayan. Ia berkata kepada para pelayan.

"Kalian semua anak-anak baik, tapi kemalangan telah membuat Anda kehilangan tempat tinggal. Bagaimana mungkin saya membawa Anda sebagai pelayan? "Dia membebaskan mereka semua. Ketika Kaisar Tang Gaozu (ayah Tang Taizong) mendengar tentang hal ini, ia memuji tindakan Li," kata Li.

Ketika orang lain baik kepada Anda, Anda harus ingat dan membalas mereka. Ini disebut, "Zhi En Bi Bao." Ingat kebaikan orang lain dan membayar mereka. Li adalah orang yang hidup dengan pepatah ini. Zhang Bi dulu pernah menyelamatkan hidup Li Daliang.

Setelah Li menjadi kaya dan terkenal, ia sering memikirkan Zhang dan mencari kesempatan untuk membalasnya. Tapi Zhang juga adalah orang bermoral tinggi. Dia membantu dan menyelamatkan orang lain, tetapi tidak pernah mencari balasan. Bahkan, ketika dia mendengar bahwa Li sedang mencari untuk membayar kebaikannya, ia sengaja menghindari Li.

Li mencari Zhang kemana-mana tapi tidak dapat menemukannya. Suatu hari, ia akhirnya bertemu Zhang di jalan. Dengan berlinang air mata, ia memegang tangan Zhang dan dengan rendah hati menawarkan semua uangnya. Zhang bersikeras bahwa ia tidak akan

menerima tawaran ini. Li juga mengatakan kepada Kaisar bahwa prestasi Li sebagian besar atas keberhasilan Zhang. Li meminta kepada Kaisar untuk memberikan posisinya sendiri dan jabatan untuk Zhang. Kaisar mempromosikan Zhang  akibat dari permintaan Li.

Pada saat itu, semua orang memuji Li atas tindakannya mengingat dan membayar kebaikan yang dia terima dari Zhang; pada saat yang sama, orang juga memuji Zhang atas kerendahan hatinya.  (Erabaru/art)

Jepit Rambut Emas Penyelamat

gold-hairpin

Li Shimian adalah seorang akademisi kerajaan di dinasti Ming. Satu tahun, ia pergi melihat pertunjukan lentera pada malam Festival Lentera (Januari 15) dan menemukan sebuah jepit rambut emas dalam perjalanan.

Keesokan harinya, untuk menemukan pemiliknya ia memasang pengumuman di depan pintu rumahnya. 

Tak lama berselang, seorang wanita datang dengan wajah ketakutan.

"Suami saya adalah kepala sipir di kekaisaran dan bertugas di luar negeri sekarang. Saya pergi untuk melihat lentera malam terakhir dan kehilangan jepit rambut emas. Saya memiliki salah satu jepit rambut lainnya yang sama dengan yang hilang sebagai buktinya, " katanya.

Setelah memeriksanya, Li Shimian mengembalikan jepit rambut emas padanya. Ketika suaminya kembali dari luar negeri, ia membawa banyak hadiah untuk mengucapkan terima kasih kepada Li Shimian. Namun Li menolak untuk menerimanya.

"Saya tidak akan memaksa Anda untuk menerima hadiah saya. Tapi ini adalah sepotong obat, disebut Resina Draconis. Saya membawanya dari luar negeri. Ini sulit dicari di dunia ini. Saya harap Anda menyimpannya," kata Sang suami pada Li Shimian.

Tak dapat menolak Li Shimian menyimpannya dan mengucapkan terima kasih.

Beberapa tahun kemudian, Li Shimian ditangkap kaisar, karena mengritik kaisar di istana. Kaisar Renzong marah dan memerintahkan penjaga istana untuk memukulnya dengan bongkahan seberat 9 kg sehingga Li sekarat dan tulang rusuknya juga patah.

Li Shimian lalu dilemparkan ke dalam penjara kerajaan. Pada saat itu, suami dari isteri yang pernah kehilangan jepit emas itu adalah kepala sipir penjara kekaisaran. Ia terkejut melihat Li Shimian dipenjara.

"Bukankah ini Tuan Li? Kaisar tidak memberikan perintah baginya untuk mati di sini," ucap sipir itu.

Oleh karena itulah, ia memanggil tabib secara rahasia. Tabib lalu memeriksanya.

"Dia dapat disembuhkan, tetapi kita memerlukan Resina Draconis sebagai obat, yang sangat sulit untuk mendapatkannya," kata tabib.

"Di rumah Mr. Li ada," kata sipir itu.

Dia kemudian mengirim orang untuk mencari isteri Li dan mendapatkan Resina Draconis. Karena tepat waktu pengobatan, Li Shimian selamat.

Kemudian, ketika kekaisaran dipegang oleh Xuanzong, Li Shimian dibebaskan dan dikembalikan ke jabatan sebelumnya. (Erabaru/snd)

Kura-Kura Membalas Budi

Kura-Kura Membalas Budi

Ada seorang pemuda yang tinggal bersama bapaknya, mata pencaharian mereka adalah bertani, mereka mempunyai sepetak sawah yang kecil, walaupun mereka berdua miskin tetapi mereka berdua bapak dan anak hidup dalam keadaan damai dan bahagia, bapaknya adalah seorang yang baik hati dan anaknya adalah seorang anak yang patuh.

Waktu berlalu tahun demi tahun,  bapaknya makin hari semakin tua, semakin tidak bertenaga lagi, walau sawah mereka kecil, tetapi jika hanya mengharapkan tenaga pemuda ini  saja untuk menanam padi akan sangat susah. Pada suatu hari bapaknya mengeluarkan uang tabungannya selama bertahun-tahun hidup menghemat, ia menyuruh pemuda ini pergi membeli seekor kerbau untuk membantunya membajak sawah.

Didalam perjalannya, karena kecapekan dia beristirahat di atas sebuah batu besar, dari jauh kedengaran suara anak kecil yang sedang bermain, karena heran dia mendekati mereka, dia melihat beberapa orang anak dengan bambu memukul sebuah batu, tetapi batu itu kelihatan bisa bergerak, dilihat dengan jelas rupanya itu adalah 5 ekor kura-kura, yang seekor lebih besar dan yang 4 ekor lebih kecil, kelompok anak kecil ini membalikkan kura-kura itu seperti gasing memutar mereka, dengan bambu memukul mereka dan memaksa mereka mengeluarkan kepalanya.

Pemuda ini tidak tega melihat kejadian ini, dan berkata kepada kelompok anak kecil ini :”Kenapa kalian mempermainkan kura-kura ini? dia juga mahluk hidup yang mempunyai perasaan sakit dan takut!” Kelompok anak kecil ini menjawab :”Kami dengan susah payah menangkap seekor ibu kura-kura dan 4 ekor anaknya, bukan urusanmu bagaimana kami akan memperlakukan kura-kura ini?”

Sekelompok anak kecil ini makin dinasehati makin mempergunakan cara yang makin keji menyiksa kura-kura ini, pemuda ini berkata lagi:”anak-anak melihat orang tua mereka dihina orang akan merasa sakit hati, orang tua yang melihat anak-anaknya disiksa orang lain juga akan sakit hati! Kalian tolong lepaskan keluarga kura-kura ini.”

Sekelompok anak kecil ini tidak peduli, malah mereka mengambil tali dan mengikat ke 5 ekor kura ini menjadi satu dan melempar mereka kesana kemari, pemuda ini bertanya kepada kelompok anak kecil ini dengan cara apa mereka mau melepaskan kura-kura ini. Mereka menjawab mereka akan menjual kura-kura ini, pemuda ini bertanya dengan berapa harga mereka akan menjualnya? Mereka asal menjawab sebuah harga yang tinggi, pemuda ini memegang-megang uang dikantungnya berpikir jika membayar uang ini kepada kelompok anak ini maka dia tidak bisa membeli kerbau lagi, tetapi melihat mereka menyiksa kura-kura ini sungguh tidak tega, akhirnya dia menyerahkan semua uangnya kepada kelompok anak-anak ini.

Setelah melihat kelompok anak-anak ini pergi, dia berlutut dengan hati-hati melepaskan tali yang mengikat kura-kura ini, lalu seekor demi seekor dia melepaskan kura-kura ini ke sungai, mereka menengadahkan kepalanya memandang kepemuda ini, mengeluarkan pancaran mata yang sangat berterima kasih.

Pemuda ini berkata :”Cepat pergilah, jika tidak nanti kelompok anak kecil ini kembali lagi, kalian akan berada dalam keadaan bahaya,  cepat berenang menjauh dari sini supaya saya dapat meninggalkan kalian dengan tenang!” Keluarga kura-kura ini seakan mengerti apa yang dikatakannya berenang menjauh dengan cepat, tetapi ketika mereka sampai dipertengah sungai mereka masih membalikkan kepalanya melihat pemuda ini.

Pemuda ini setelah pulang kerumah, menceritakan kejadian ini kepada bapaknya, bapaknya sangat gembira mendengar ceritanya sambil berkata :”Perbuatanmu sungguh terpuji, dengan uang itu dapat menyelamatkan 5 nyawa, lebih berharga daripada membeli seekor kerbau! Kita berdua masih sehat, rajin sedikit bekerja pasti akan bisa mengumpulkan uang lagi membeli kerbau.”

Pada suatu tengah malam, bapaknya mendengar suara ketukan pintu “tok..tok.tok.” dia lalu membuka pintu dan didepan pintunya adalah seekor kerbau yang berdiri didepan pintunya dan dileher kerbau tergantung secarik kertas yang tertulis :”keluarga kura-kura dipinggir sungai mengumpulkan uang dan membeli seekor kerbau sebagai hadiah balas jasa kepada tuan penolong kami.”

Walaupun ini adalah sebuah legenda, tetapi  disini kelihatan jelas ada dua cara memperlakukan mahluk hidup, yang satu meremehkan mahluk hidup, menyiksa dan menyakitinya, sedang yang lain menyayangi semua mahluk hidup, walaupun wujud dan bentuk mereka sangat berlainan dengan kita, tetapi kita harus tetap menghormati, melindungi hak-haknya supaya dapat hidup dengan tenang.

Berbelas kasih kepada semua mahluk itu, adalah sebuah kehangatan hati, sebuah pemandangan yang indah! Saya harap dalam kehidupan ini kita lebih banyak membuka hati kita melihat betapa indahnya alam semesta ini, betapa indahnya hidup ini, dengan segenap hati  menjaga kelestarian alam semesta supaya dunia ini lebih dapat bersinar lebih cerah lagi. (Erabaru/hui)

Jumat, 23 Juli 2010

Pengorbanan Raja Rusa

raja-rusa

Dahulu kala, di sebuah hutan yang subur terdapat seekor raja rusa yang sangat gagah. Badannya tinggi tegap, diatas kepalanya terdapat tanduk bercabang, sepasang matanya sangat tajam, serta di badannya tumbuh bulu bunga-bunga yang cantik.

Raja rusa ini dengan sekelempok rusa hidup di hutan yang subur. Mereka memakan rumput dan bunga yang tumbuh subur di hutan ini dan meminum air pengunungan yang murni dan bersih, mereka hidup dengan bebas, damai dan bahagia.

Tetapi kehidupan yang tenang ini tidak bertahan terlalu lama.

Pada suatu hari, ada seorang raja yang membawa banyak prajuritnya berburu dihutan ini, raja juga membawa anjing dan elang pemburu. Mereka segera mengepung seluruh hutan ini, anak panah berterbangan bagaikan hujan yang turun dengan deras.

Raja rusa membawa rakyatnya berlarian kesana-kemari untuk menghindar, dengan susah payah akhirnya mereka terlepas dari kepungan pemburu, tetapi banyak rusa yang sudah mati kena anak panah para pemburu. Ada juga rusa yang terjatuh ke jurang, ada yang jatuh kedalam perangkap, ada yang tertangkap hidup-hidup, serta ada yang terluka parah dan ada yang terjatuh ke dalam sungai dan rawa-rawa.

Raja rusa melihat banyak rakyatnya yang mati dan terluka hatinya sangat sedih. Dia beranggapan setelah tragedi ini berlalu mereka dapat hidup dengan damai lagi, tetapi beberapa hari kemudian raja dan prajuritnya datang berburu lagi, sekali ini lebih banyak yang mati dan terluka.

Rupanya raja sangat gemar makan daging rusa, sehingga setelah selang beberapa hari mereka pasti akan datang berburu kembali.

Raja rusa berpikir,

”Saya sebagai seorang raja, harus melindungi rakyat saya, jika saya masih tinggal di hutan ini hanya untuk mendapat makanan yang segar dan air yang jernih bersih, membuat rakyat saya banyak yang mati dan ditangkap, sungguh tidak pantas saya menjadi seorang raja! Tetapi kami harus pindah kemanakah? Dimana ada tempat yang lebih bagus dari hutan ini lagi?.

Setelah lama berpikir akhirnya raja memutuskan akan menjumpai raja untuk bernegosiasi, dia lalu pergi ke kota mencari sang Raja.

Rakyat yang berada di kota melihat ada seekor rusa yang berbadan tegab dengan langkah gagah memasuki kota, menjadi sangat keheranan.

Semua orang berkata,

”Karena raja kita adalah seorang raja yang baik hati, berbelas kasih dan arif sehingga dikunjungi rusa ajaib.”

Mereka semua beranggapan ini merupakan pertanda baik, sehingga tidak ada seorangpun berani menghalangi dan menangkap raja rusa ini.

Raja rusa sampai kehadapan raja sambil berlutut berkata,

”Kami semua hidup di lingkungan Baginda, kami harap mendapat perlindungan dan ketenangan  hidup, tetapi akhir-akhir ini kami diserang oleh kelompok pemburu sehingga banyak diantara kami mati dan luka parah. Saya mendengar Baginda suka makan daging rusa, kami tidak berani menghindar. Kami hanya ingin tahu, dalam sehari Baginda memerlukan berapa ekor rusa. Maka jumlah itu akan dengan sukarela datang, percayalah kepada kami, kami tidak akan berbohong. Atas nama Tuhan yang berbelas kasih, saya harap Baginda mengasihani kami!.”

Raja setelah mendengar perkataan raja rusa menjadi sangat terkejut dan berkata kepada raja rusa,

"Menurut koki istana sehari hanya memerlukan seekor rusa, tidak disangka karena sehari hanya memerlukan seekor rusa, membuat begitu banyak rusa yang mati dan luka. Saya sangat menyesal, baiklah seperti yang engkau katakan tadi jika setiap hari ada seekor rusa yang dengan suka rela datang ke dapur istana, saya bersumpah mulai hari ini tidak akan pergi ke hutan berburu lagi.”

Setelah berterima kasih kepada raja, raja rusa kembali ke hutan mengumpulkan semua rakyatnya mengumumkan hasil negosiasinya dengan raja.

Raja rusa berkata,

"Mulai sekarang, setiap hari hanya ada seekor rusa demi keselamatan  kita semua mengorbankan dirinya sendiri, maka seluruh rakyat kita dapat hidup dengan aman, jika tidak demikian kita selamanya tidak dapat hidup dengan aman lagi.”

Seluruh rakyat rusa setelah mendengar perkataan raja rusa, mereka juga berangggapan hanya dengan cara demikian dapat hidup aman. Akhirnya mereka dengan sukarela berurutan menentukan diri sendiri pergi menghadap ke dapur istana.

Mulai saat itu, setiap hari tentu ada seekor rusa yang otomatis datang ke dapur istana, mulai saat itu juga raja tidak pernah berburu lagi dihutan.

Yang mendapat giliran ke dapur istana, sebelum memulai perjalanan datang menghadap dan berpamitan ke raja rusa.

Raja rusa selalu dengan penuh air mata, menasehati mereka,

”Di dalam kehidupan ini, pasti suatu hari akan mati, engkau mengorbankan nyawamu demi kita semua, ini adalah sebuah hal yang sangat membanggakan. Engkau  jangan takut dan  jangan dendam, pergilah dengan tenang!”

Hari demi hari berlalu.  Pada hari ini, giliran seekor rusa betina mengorbankan hidupnya.

Tetapi rusa betina ini sedang hamil tua, dia sedang mengandung seekor rusa kecil yang sudah mendekati hari melahirkan, rusa betina ini berlutut dihadapan raja rusa sambil menangis berkata,

”Baginda, saya bukan takut mati, tetapi anak didalam kandungan saya ini tidak berdosa, ia mempunyai hak untuk terus hidup! Mohon baginda tunda beberapa hari, biarkan giliran yang berikutnya pergi, setelah melahirkan saya pasti akan pergi melapor ke dapur istana.”

Rusa yang mendapat giliran berikutnya mendengar harus segera pergi, dengan berlutut dihadapan raja rusa sambil menangis memohon,

”Baginda! Jika tiba giliran saya mati saya pasti tidak akan menghindar, menurut peraturan saya masih berhak untuk hidup satu hari satu malam lagi, setelah satu hari satu malam lagi  saya pasti akan mati dengan rela.”

Raja rusa merasa serba susah,

”Jika membiarkan rusa betina pergi! sekali akan mengorbankan 2 nyawa, jika membiarkan rusa ini pergi! Gilirannya masih belum sampai.”

Setelah berpikir sejenak raja rusa membiarkan kedua ekor rusa itu mengundurkan diri memutuskan dirinya sendiri yang akan menggantikan mereka.

Setelah raja rusa sampai di dapur istana, dia berlutut disana, dengan pasrah menanti.

Karena raja rusa pernah ke istana, koki istana segera mengenalinya, dia melihat rusa yang gagah berani ini datang sendiri mengorbankan dirinya, merasa sangat heran, lalu dia pergi melapor hal ini kepada raja.

Raja menyuruh pengawalnya membawa raja rusa menghadapnya dan bertanya,

”Kenapa hari ini engkau sendiri yang datang?”

Raja rusa lalu menceritakan cerita tentang rusa betina yang mengandung tua dan seekor rusa yang belum gilirannya dia tidak tega mengorbankan mereka, akhirnya memutuskan dirinya sendiri yang menggantikan mereka.

Raja setelah mendengar kisah ini sangat terharu sambil meneteskan air mata berkata,

"Tidak disangka seekor rusa adalah seekor binatang dapat demikian mengorbankan dirinya sendiri demi rusa yang lain! sedangkan saya sebagai manusia, setiap hari harus membunuh seekor rusa hanya demi memenuhi nafsu makan saya. Saya ini sebagai raja rusa saja tidak pantas!"

Raja segera memerintahkan koki istana melepaskan raja rusa, mulai saat itu dia berjanji tidak akan memakan daging rusa lagi. Raja pun memerintahkan seluruh rakyatnya mulai saat itu tidak boleh menyakiti para rusa, jika tidak menuruti perintah akan dihukum dengan hukuman berat.

Raja rusa setelah kembali ke hutan, mulai saat itu dia dan seluruh rakyatnya kembali hidup dengan damai dan bahagia lagi. (Erabaru/hui)