Sabtu, 21 Agustus 2010

Pengertian dan Simpati Mendalam

taksi

Adik saya adalah seorang pelukis muda. Dia tinggal di pulau Majorca di Spanyol. Ada pengalaman yang menyentuh hatinya. Belajar bersimpati dan menaruh pengertian terhadap orang lain.

Peristiwanya terjadi pada saat ibu saya akan pulang ke Jepang setelah dia pergi ke Spanyol menjenguk adik saya.

Pagi-pagi, ibu dan adik saya dengan nafas yang terengah-engah menurunkan dua kopor besar dari tingkat empat bangunan apartemen kuno yang memiliki sejarah 200 tahun itu.

Mereka lalu meletakkan tas perjalanan itu di pinggir jalan yang boleh dikata hampir tidak ada orang yang lewat. Sambil menunggu taksi mereka duduk diatas tas perjalanan itu.

Pulau Majorca bukan sebuah kota besar, tidak ada taksi yang sering berlalu lalang. Tentunya juga tidak bisa memesannya melalui telepon, hanya bisa menunggu di pinggir jalan, dan tidak ada siapapun yang tahu kapan taksi itu akan lewat.

Karena adik saya sudah tinggal di pulau ini selama tiga tahun, maka dia sangat paham akan keadaan tersebut. Dia nampak sangat tenang dan santai. Kehidupan di pulau ini berbeda sekali dengan kehidupan di Tokyo yang ritmenya cepat.

Kira-kira setelah lewat 20 menit, dari arah jalan yang berlawanan datang sebuah taksi. Adik saya segera berdiri serta melambaikan tangan memanggilnya. Namun begitu mengetahui di dalam taksi sedang duduk seorang penumpang dia menurunkan tangannya. Taksi itu pun melaju pergi melintas di depan mereka.

Namun setelah berjalan kira-kira 30 meter dari tempat mereka berada, taksi itu berhenti dan penumpang yang berada dalam taksi pun turun.

“Oh, betapa beruntungnya kami, penumpang taksi itu turun disini,” gumam adik saya.

Yang turun dari dalam taksi adalah seorang lelaki yang meskipun sudah berumur tapi masih nampak penuh dengan gairah hidup.

Adik saya ini rupanya merasa sangat senang dengan kejadian yang dianggapnya suatu keberuntungan. Tanpa menoleh lagi pada bapak tua itu, dia dengan sangat cepat lalu memasukkan tas perjalanannya ke dalam bagasi belakang mobil.

Setelah masuk dan duduk di dalam mobil, ia memberitahukan sopir taksi.

“Ke airport. Kami sungguh beruntung, terima kasih kepada Anda,”kata kami kepada sopir taxi itu.

Sopir taksi itu mengangkat bahunya dan berkata, “Kalau hendak berterima kasih, kalian berterima kasihlah kepada bapak tua itu, dia sengaja turun dari taksi lebih awal demi kalian.”

Ibu dan adik saya tidak mengerti apa maksud ucapan sopir taksi itu. Sopir itu menjelaskan sekali lagi kepada kami.

“Lelaki tua itu sebenarnya ingin pergi ke suatu tempat yang lebih jauh, tetapi setelah dia melihat kalian berdua dia berkata, “Saya turun di sini saja, biarkan dua orang penumpang itu naik taksi. Pagi-pagi begini sudah menunggu dipinggir jalan sambil membawa tas perjalanan, mereka pasti akan pergi ke airport. Jika demikian waktu yang mereka miliki pasti terbatas. Saya sendiri toh tidak punya urusan yang mendesak, biarlah saya turun di sini saja untuk menunggu kedatangan taksi yang berikutnya.” Maka dari itu jika kalian ingin berterima kasih, berterima kasihlah kepada lelaki tua itu,” tutur sopir itu.

Mendengar perkataan ini adik saya sangat terkejut, dia lalu dengan tulus meminta bapak sopir memutarkan taksi kembali untuk menemui bapak tua itu.

Ketika taksi lewat di samping lelaki tua itu, dari dalam jendela taksi adik saya berteriak menyatakan terima kasihnya kepada lelaki tua yang sedang berdiri di pinggir jalan dengan santai. Seraya tersenyum lelaki tua itu berkata, ”Selamat jalan, semoga kalian bergembira dalam perjalanan.”

Kemudian, di dalam surat yang dikirimkan kepada saya, adik saya menuliskan perasaannya.

“Selama ini sikap saya dalam hal memahami dan bersimpati kepada orang lain ternyata tarafnya masih sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan lelaki tua itu. Walaupun saya bisa bersikap penuh pengertian dan simpati terhadap orang lain, biasanya dalam hati kecil saya juga akan timbul rasa berbangga diri dan berpikir; bisa melakukan sampai taraf ini sudah lumayan, sudah bisa bersikap baik terhadap diri sendiri juga terhadap orang lain….. dengan demikian telah membatasi diri sendiri akan makna sesungguhnya dari “penuh pengertian dan simpati terhadap orang lain. Saya merasa sangat malu terhadap diri sendiri."

Adik saya melanjutkan tulisannnya.

"Saat ini saya benar-benar sangat ingin dapat menjadi seperti lelaki tua itu, menjadi orang yang dalam ketidak sengajaan pun bisa menampakkan sikap “penuh pengertian dan simpati” yang sangat mendalam terhadap orang lain. Suatu sikap yang bukan dibuat-buat, tetapi yang benar-benar tulus terpancar dari hati yang paling dalam." (Erabaru/hui)

Mimpi Siang Bolong

melamun

Di sebuah kota besar ada seseorang yang sangat miskin. Setiap hari hidupnya dilalui dengan memikirkan setelah makan siang apakah dapat makan malam lagi?

Walau begitu dia tidak berusaha mencari pekerjaan, setiap hari di lalui dengan berangan-angan dan bermimpi di siang bolong.

Pada suatu hari, ketika dia pergi keluar rumah, di semak-semak rumput dia menemukan sebutir telur ayam. Dia sangat gembira, lalu berlari pulang ke rumah.

Sebelum membuka pintu rumah dia sudah  berteriak.

”Saya sudah memiliki harta! Saya sudah memiliki harta!”

Isterinya kelua rumah dan bertanya padanya.

”Dimana hartamu?”

Dengan hati-hati dia mengeluarkan telur ayam lalu diperlihatkan  kepada isterinya. 

”Nah, inilah hartanya, tetapi harus ditunggu sepuluh tahun lagi harta itu baru kelihatan.”

Akhirnya dia berunding dengan isterinya.

”Saya membawa telur ayam ini ke tempat tetangga, meminjam induk ayamnya untuk mengeram telur ini. Setelah telur menetas, Saya akan memilih beberapa ekor ayam betina untuk dijadikan induk. Setelah ayam betina besar bisa bertelur, 1 bulan bisa menetaskan 15 ekor ayam, 2 tahun kemudian ayam bertelur, telur menjadi ayam, dengan demikian akan menghasilkan 300 ekor ayam."

"300 ekor ayam akan diganti dengan emas 10 tail, dengan 10 tail emas ini saya membeli  5 ekor sapi betina, sapi betina beranak sapi betina, dengan demikian dalam 3 tahun akan menghasilkan 25 ekor sapi betina. Sapi betina melahirkan sapi kecil betina, sapi kecil betina setelah besar melahirkan sapi betina, 3 tahun kemudian akan menghasilkan 150 ekor sapi."

"Dengan demikian dapat ditukar menjadi 300 tail emas,  300 tail emas akan dipinjamkan kepada orang, maka akan mendapat bunga tinggi, dalam 3 tahun akan menjadi 500 tail emas. Dengan 500 tail emas ini, bisa dipergunakan ¾ untuk membeli sawah, tanah dan rumah, ¼ untuk membeli budak dan memelihara isteri muda, dengan demikian kita dapat melewati hari tua kita dengan gembira dan bahagia."

"Ini adalah sebuah hal yang sangat menyenangkan, bukankah begitu?" katanya kepada isterinya.

Isterinya pada awalnya mendengar angan-angannya dengan riang gembira. Namun, mendengar perkataan suaminya yang akan memelihara isteri muda, dia sangat marah dan berteriak.

”Apa? Engkau sungguh berani memelihara isteri muda.”

Dengan marah dia merebut telur di tangan suaminya dan membanting hancur telur tersebut.

"Baiklah, jika memang demikian lebih bagus jangan meninggalkan sumber malapetaka!” teriak isterinya itu.

Sang Suami yang sadar telur dan impiannya hancur jadi sangat marah. Dia mengambil cambuk dan mencambuk isterinya sampai babak belur.

Setelah mencambuki sang Istri, emosinya masih belum reda, dia pergi ke kantor polisi melaporkan isterinya,

”Perempuan kejam ini, menghabiskan harta benda saya tidak disisakan sepeser pun. Saya harap bapak polisi dapat menghukum perempuan yang kejam ini dengan hukuman mati,” katanya.

Polisi bertanya kepada sang suami dengan heran.

”Hartamu dimana? Bagaimana caranya dia menghancurkan hartamu?”

Lalu pria ini menceritakan kepada polisi bagaimana dia menemukan sebutir telur sampai bagaimana dia akan memelihara isteri muda. Dengan panjang lebar diceritakan kepada polisi.

Setelah polisi berpikir sebentar, lalu memerintahkan anak buahnya untuk pergi kerumah pria ini menangkap isterinya.

Setelah isterinya tiba, polisi ini berkata,

"Harta yang demikian besar, dengan sekali membanting dihancurkan oleh perempuan kejam ini, jika tidak menghukum mati perempuan keji ini apakah adil?”

Polisi itu lalu memerintahkan anak buahnya membawa perempuan ini untuk dihukum mati. Mendengar perkataan polisi sang istri sangat terkejut sampai wajahnya menjadi pucat pasi lalu menangis. 

”Pak polisi, engkau harus mendengar penjelasan saya, tolong bantu saya, saya difitnah!" Rintihnya. 

“Baiklah, bagaimana engkau di fitnah!” Sahut Polisi itu.

“Semua perkataan suami saya belum menjadi kenyataan, kenapa menghukum saya?” Tutur sang Istri.

“Suamimu  berkata memelihara isteri muda juga belum menjadi kenyataan, kenapa engkau menjadi cemburu?” Kata Polisi itu.

”Memang belum menjadi kenyataan, tetapi harus dari awal memusnahkan sumber malapetaka!” Jawab sang Isteri.

Setelah mendengar perkataan perempuan itu, Polisi dengan tersenyum mengangguk-angguk  lalu melepaskan perempuan ini.

Semua bukan kenyataan hanya angan-angan saja. Suami dengan serius menganggapnya bisa menjadi kenyataan, sedangkan isterinya karena hal yang tidak menjadi kenyataan menjadi emosi besar.

Sepasang suami ini sungguh sangat bodoh dan sangat menggelikan. Kita sebagai manusia harus rajin bekerja dan mencari nafkah dengan halal. Jangan seperti suami isteri ini hanya tahu berangan-angan dan bermimpi di siang bolong yang akhirnya menghancurkan diri sendiri. (Erabaru/hui)

Dongeng Aesop: Sang Petani dan Bangau

bangau

Seekor bangau mempunyai sifat yang sangat sederhana dan dikenal baik. Pada suatu hari dia diundang oleh kelompok burung lain ke sebuah pesta makan-makan di ladang petani yang baru ditanami. Namun pesta itu harus berakhir dengan terperangkapnya semua burung-burung di jaring petani.

Menyadari nantinya akan membuat keluarganya bersedih hati dan kesusahan, Si bangau memohon kepada sang petani untuk melepaskannya.

“Tolong. Biarkan saya pergi, Saya berasal dari keluarga baik-baik, dari keluarga bangau yang anda sendiri tahu adalah jujur dan sederhana. Disamping itu, saya tidak tahu kalau burung yang mengundang saya itu bermaksud mencuri disin” kata Si bangau memohon.

”Anda mungkin seekor burung yang sangat baik.” jawab sang petani, “Tetapi saya telah menangkap anda  di jaring yang saya siapkan untuk menangkap pencuri dan Anda harus menerima hukuman yang sama dengan mereka.”

Moral dari kisah ini: Kita harus bertanggungjawab akan setiap jengkal perbuatan kita, jadi jangan ikut-ikutan ajakan berbuat buruk dari lingkungan sekitar, walaupun hanya sekali. (Era Baru)

Selasa, 17 Agustus 2010

17 Agustus 1945 ( MERDEKA.!!!)

Bendera Merah Putih

Bulan Agustus adalah hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia. Setiap bulan ini rasa kebangsaan kita diuji dengan berbagai acara untuk memeriahkan hari ulang tahun bangsa ini. Bagi orang Indonesia tentu akan dengan bangga jika dapat mempersembahkan sesuatu untuk bangsanya. Beruntung kita tidak perlu berjuang untuk merebut kemerdekaan, kita hanya bertugas mempertahankannya.Banyak cara untuk memeriahkan ulang tahun Indonesia. Banyak diantara kita yang merayakannya dengan mengadakan berbagai perlombaan. Ada lomba yang serius, banyak pula lomba hanya untuk bersenang-senang sekedar untuk memeriahkannya. Lomba yang mungkin menjadi acara tahunan ditingkat kelurahan atau RT adalah lomba panjat pinang. Lomba ini menjadi acara favorit yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar warga. Lomba yang mengutamakan kekompakan tim. Bagaimana bekerjasama dalam sebuah tim untuk mencapai tujuan. Sebenarnya banyak lomba yang mengajarkan pada kita untuk tidak saling menjatuhkan, tetapi bekerjasama untuk membangun negeri ini. Lomba-lomba lain banyak juga digelar diantaranya Lomba Balap Karung, pecah balon, perang bantal, sampai sepak bola sarung. Semuanya bersifat hiburan untuk masyarakat yang sudah jenuh dengan kesibukan sehari-hari.

sekarang kan bangsa Indonesia sedang merayakan hari kemerdekaan yang ke 61. kebiasaan kalau ada moment-moment tertentu yang emosi kita terbawa didalamnya. pasti ada suatu pertanyaan besar yang kurang lebih " Apa Yang Sudah Kita Lakukan.??" dari pertanyaan tersebut akan merembet ke pertanyaan-pertanyaan selanjutnya. dan jawabannya pastilah akan bervariasi. kurang lebih tergantung kita yang sadar akan pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diperoleh di dalam diri sendiri. Ok' lanjut saja.

Bangsa IndonesiaApa yang sudah dan akan kita lakukan untuk bangsa Indonesia ini.?

dilanjutin sendiri aja. yang pasti akan banyak point-point yang dihasilkan apabila kita benar-benar merenung tentang arti perjuangan dan kemerdekaan.

Tapi marilah kita Sejenak Berdoa buat para Pahlawan Perjuangan yang dengan sepenuh hati Berkorban untuk kesatuan NKRI. semoga cita-cita mereka akan selalu dikenang oleh penerus-penerus bangsa..

Minggu, 08 Agustus 2010

MUKJIZAT NYANYIAN SEORANG KAKAK

love_hearts_lrg

Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee , USA . Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke dua. Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael anaknya pertama yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya. Michael senang sekali akan punya adik.


Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih diperut ibunya itu. Nampaknya Michael amat sayang sama adiknya yang belum lahir itu. Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen; bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.


Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah kepada yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya dengan kakaknya Michael, sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus!
Mami, ... aku mau nyanyi buat adik kecil! Ibunya kurang tanggap.
Mami, ... aku pengen nyanyi! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.
Mami, ... aku kepengen nyanyi! Ini berulang kali diminta
Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil.


Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.
Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya. Mumpung adiknya
masih hidup! Ia d ice gat oleh suster didepan pintu kamar ICU. Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster.... suster tak mau tahu; ini peraturan!
Anak kecil dilarang dibawa masuk! Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya: Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi!
Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya! Suster terdiam menatap Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit!.
Demikianlah kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakratul
maut. Michael menatap lekat adiknya ... lalu dari mulutnya yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring


"... You are my sunshine, my only sunshine,
you make me happy when skies are grey ..." Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya.
You never know, dear, How much I love you. Please don't take my sunshine away. Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan haru melihat dan menatapnya
dengan tajam dan terus, ... terus Michael! teruskan sayang! ... bisik ibunya ... The other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands
... dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur ... I'll always love you and make you happy, if you will
only stay the same ... Sang adik kelihatan begitu tenang ... sangat tenang.
Lagi sayang! bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan ... adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan damai ... lalu tertidur
lelap.
Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru saja
ia saksikan sendiri.


Hari berikutnya, satu hari kemudian si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu
ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib, dan Karen juga suaminya melihatnya sebagai Mujizat Kasih Ilahi yang luar biasa, sungguh
amat luar biasa! tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.


Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar bahwa memang Kasih Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun membutuhkan mulut
kecil si Michael untuk mengatakan "How much I love you".
Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak kecil "Michael" untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan, tidak ada yang mustahil
bagiNYA bila IA menghendaki terjadi.

Note:
Kadang hal-hal yang menentukan, dalam diri orang lain ...
Datang dari seseorang yang kita anggap lemah ...
Hadir dari seseorang yang kita tidak pernah perhitungkan ...
Peace & Love

Source : Anonim