Di selembar daun jeruk ada seekor ulat bulu kecil, ulat bulu ini sekecil jempol, diatas kepala mereka terdapat dua buah tanduk kecil.
Mereka bergerak kesana kemari, kelihatannya seperti seekor keong kecil, warna tubuh mereka berwarna hijau.
Ulat bulu merayap kedaun, mengunyah daun-daun itu dengan lahap, mereka memakan daun dengan cepat seperti kelaparan.
Dalam sekejap, selembar daun sudah gundul ditelan mereka. Mereka juga suka bertarung, jika menyentuh mereka sedikit akan terlihat mereka mengangkat kepalanya dan kedua tanduk juga berdiri tegak kelihatan sangat marah dan siap bertarung.
Setelah beberapa hari ulat bulu ini gerakannya menjadi lamban, tubuhnya menjadi keras, tidak memakan apapun juga, sama sekali tidak bergerak, sehari kemudian kelihatannya mereka berubah menjadi kupu-kupu tetapi belum begitu sempurna.
Tubuhnya masih melengkung menjadi satu, kedua sayapnya juga belum terbuka, tetapi diatas tubuhnya sudah terlihat bunga warna-warni, perutnya juga mulai membuncit, berubah menjadi bulat, diatas perutnya terlihat garis-garis bunga, kedua tanduk diatas kepalanyanya juga mulai tumbuh menjadi kumis halus dan panjang. Tetapi tubuhnya masih sangat lemah, belum dapat terbang dengan bebas, mereka terlihat seperti sedang mabuk minum arak.
Sehari kemudian, mereka berubah menjadi tegar, merayap diatas daun, sebentar kemudian mereka mulai mengepakkan sayapnya dan terbang diatas langit yang biru, terbang jauh kealam bebas.
Kupu-kupu dengan riang terbang terkadang terbang ke atas langit, terkadang hinggap diatas bunga dan daun, terkadang hinggap dan beristirahat di atas pohon bambu, terkadang terbang ke sana-sini, manusia yang melihat cara terbang mereka yang lemah gemulai dan indah sangat senang.
Tetapi kehidupan kupu-kupu yang bebas dan gembira ini tidak bertahan lama. Pada suatu hari ketika dia sedang terbang kesana-sini bermain dengan gembira, tanpa sengaja dia jatuh ke sarang laba-laba, ketika sedang menggeliat berusaha melepaskan diri, laba-laba sudah mendekatnya memuntahkan jaringnya segera saja kupu-kupu terperangkap.
Pada saat ini kupu-kupu hanya dapat pasrah menyerahkan hidupnya. Manusia walaupun kasihan melihat kejadian ini tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya dia ditelan hidup-hidup oleh laba-laba.
Kupu-kupu dengan menggunduli pohon jeruk akhirnya dapat memakai sehelai gaun yang indah, tetapi hidupnya berakhir ditelan hidup-hidup oleh laba-laba. Dapat dilihat orang yang merampas milik orang lain sebagai sumber hidupnya, walaupun dia memakai penampilan yang betapa glamour pun untuk menggelabui orang lain, masih tidak dapat menyembunyikan sifat jahatnya, akhirnya dia juga tidak akan dapat lolos dari hukuman. (Erabaru/hui)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar